KANJENG RATU KIDUL DALAM PANDANGANKU
Setidak nya dari literatur yang saya baca tentang Ratu kidul
dan dari cerita masyarakat yang hidup di wilayah Pelabuhan Ratu Sukabumi Jawa
Barat maupun masyarakat yang hidup diwilayah pantai Parang kusumo Yogyakarta,
ada dua versi legenda tentang Ratu Kidul, yakni versi jawa barat dan yang kedua
versi yang berkembang di jawa tengah dan jawa timur.Kedua versi ini memiliki
alur cerita dan tokoh yang berbeda dan tentunya gaya penyajian yang berbeda
pula, namun meskipun dengan versinya masing-masing, dilihat dari masih
terpeliharanya ritual-ritual adat yang berkenaan dengan legenda ini dapat
disimpulkan bahwa masyarakat setempat sangat menghormati adanya Ratu Kidul baik
sebagai sebuah legenda ataupun mitos. Bahkan dalam persepektif filsafat, dimana
dari cerita tentang ratu kidul mengandung ajaran budi perkerti luhur untuk
membangun keseimbangan antara unsur lahir dan batin.
CERITA RAKYAT ATAU
LEGENDA TENTANG RATU KIDUL
Versi yang pertama
adalah legenda ratu Kidul yang berkembang dijawa barat
Ratu Kidul versi orang sunda dipercayai bahwa Dia adalah
seorang putri raja Pajajaran yang buruk rupa dan mengidap penyakit kulit
bersisik sehingga seluruh tubuhnya jelek tidak terawat.Karena merasa malu
memiliki anggota keluarga yang memiliki penyakit seperti itu akhirnya sang putri
diusir oleh saudara-saudaranya dari istana. Karena perasaan sedih dan kecewa,
sang putri akhirnya berniat bunuh diri dengan cara menyeburkan diri kelaut
selatan. Dikemudian hari pada saat rombongan kerajaan Pajajaran mengadakan
ritual di Pelabuhanratu (menurut keyakinan masyarakat setempat peristiwa
tersebut terjadi di Karang Hawu yang sampai kini masih ramai dijadikan obyek
wisata religi) tiba-tiba muncul seorang putri yang sangat cantik jelita,
setelah terjadi dialog diantara mereka, sang putri menjelaskan bahwa dirinya
adalah putri yang dulu di usir dari istana dan kini telah menjadi Ratu makhluk
halus dan menguasai seluruh Laut Selatan, kemudian oleh masyarakat disebut Ratu
Kidul.
Versi yang kedua dari
legenda Ratu Kidul adalah yang berkembang di jawa Tengah dan jawa Timur.
Adalah seorang putra mahkota dari kerajaan Jenggala di
Kediri yang bernama Raden Panji Sekar Taji pergi meninggalakan kerajaan untuk
mencari daerah kekuasaan baru.Sampailah dia ke hutan Sigaluh yang terdapat
sebuah pohon beringin yang berdaun putih sehingga disebut Waringin Putih,
alkisah didalam membabat hutan akhirnya pohon itupun ditebang,ternyata pohon
Waringin Putih adalah istana tempat bersemayam raja lelembut yang bernama Sang
Prabu Banjaran Seto.Dengan ditebangnya Waringin Putih membuat senang hati Prabu
Banjaran Seto karena dapat menyempurnakanya untuk musnah dialam yang
sebenarnya.Musnahnya Prabu Banjaran Seto ditandai dengan adanya sinar putih
yang kemudian masuk ke tubuh Raden Panji Sekar Taji dan menambah kesaktianya.Dengan
ini, singkat cerita Raden Panji Sekar Taji menikahi Retnaning Dyah Angin-angin
yang merupakan adik kandung Prabu Banjaran Seto dan kemudian dinobatkan menjadi
raja. Dari hasil perkawinan mereka pada hari Selasa kliwon lahirlah seorang anak
putri yang cantik rupawan yang kemudian diberi nama Ratu Hayu.Oleh eyangnya
(Eyang Sindhula) diberi nama Ratu Pagedongan dengan harapan kelak setelah
dewasa akan menjadi wanita tercantik dijagat raya.Dan benar ternyata setelah
dewasa Ratu Hayu tumbuh menjadi wanita cantik persis seperti ibunya. Pada suatu
hari Putri Hayu meminta kepada Eyangnya yang konon sakti mandraguna agar
kecantikanya abadi dan tidak menjadi tua.Atas kesaktian Eyang Sindula dan
permohonanya diterima oleh dewa permohonan Ratu Hayu bisa terkabul dengan
syarat harus merubah sifat menjadi badan halus.Setelah disepakati maka jadilah
Ratu Hayu berubah menjadi makhluk Halus dan oleh ayahnya diberi kekuasaan
diwilayah Laut selatan dan menjadi Ratu yang menguasai seluruh makhluk halus
yang ada di sepanjang wilayah Laut Selatan dan bergelar Ratu Kidul. Selama
memerintah di Laut Selatan Ratu Kidul tidak memiliki pendamping,Namun Kemungkinan
Atas titah eyangnya yang sakti itu diramalkan bahwa Ratu Kidul pada saatnya
nanti akan bertemu dengan Raja Agung dari tanah Jawa. Ramalan inilah yang
menurut saya menjadi awal Kepercayaan masyarakat jawa tengah dan jawa timur yang
mengalir secara turun-temurun dan khususnya dakam khazanah kebatinan masyarakat
di jawa Tengah khususnya di daerah Solo dan Jogja bermuara pada Legenda
pertemuan Ratu kidul dengan Panembahan Senopati Raja Agung dari Mataram yang
menjadi cikal bakal raja-raja jawa di Keraton Surakarta dan Ngayogjakarta.
Perkawinan Panembahan Senopati dan Ratu Kidul
Tentang Mitos pertemuan antara Ratu kidul dengan Panembahan
Senopati begini ceritanya. Konon sebelum Panembahan Senopati dinobatkan menjadi
Raja di Mataram (baca=Mataram Baru= Mataram Islam, karena menurut sejarah jauh
sebelumnya telah ada kerajaan yang bernama Mataram yang berdiri dengan agama
hindu di sekitar daerah Magelang sekarang). Atas sebuah petunjuk, beliau
melakukan tapabrata di Dlepih dengan Tapa Ngeli ( Bertapa Menghanyut disungai)
agar kelak bisa menjadi raja yang mampu mengayomi rakyatnya.Dalam cerita pada
waktu Panembahan Senopati Tapa Ngeli dihatinya dengan tulus,khusu dan istiqomah
ia memohon anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa untuk mendapatkan Anugrah dariNya.
Sampailah kemudian Tapa Ngelinya Panembahan Senopati kesebuah pertemuan dua
sungai atau tempuran antara sungi Opak dan Sungai Gajah Wong yang hampir mendekati
pantai Parang Kusumo. Akibat dari keteguhan hati Panembahan Senopati didalam
menjalankan Talak Bratanya menimbulkan GORO-GORO di Laut Kidul. Sehingga
tiba-tiba muncul badai yang dahsyat sehingga pohon-pohon dipantai tersapu badai
tercabut beserta akar-akarnya,Laut bergolak ombak bergolak semakin lama semakin
menjadi-jadi, Keteguhan Panembahan Senopati dan istiqomahnya dalam berdzikir
mengagungkan asma Illahi menimbulkan hawa panas diLaut Kidul sehingga ikan-ikan
bergelepakan terlempar kedarat, yang masih berada dilautpun sekarat dan terengah-engah
tak bias bernafas. Kejadian bencana alam ini membuat penasaran sang penguasa
laut selatan yakni Ratu Kidul untuk mencari apakah gerangan penyebabnya. Tentu
hatinya sangat masygul merasa ada yang mengganggu ketentraman wilayah
kekuasaanya dan tentu pula dia marah besar dan akan menghukum siapa saja yang
telah merusak tatanan kedatonya. Karena seluruh punggawa Keraton Laut selatan
sudah tidak mampu mengatasi masalah ini akhirnya Ratu Kidul muncul ke permukaan
untuk mencari gerangan penyebab terjadinya goro-goro di Laut kidul tersebut.
Dalam pencarianya akhirnya Ratu Kidul bertemu dengan
Panembahan Senopati yang sedang melakukan Tapa Ngeli di tempuran sungai opak
dan sungai Gajah Wong. Rasa marah tak tertahankan yang dirasakan oleh Ratu
kidul ingin segera menghukum orang yang telah mengusik ketenangan kedatonya
itu. Ratu kidul segera bergegas untuk menemui Panembahan senopati yang masih
asyik dengan dzikir-dzikirnya. Kaget bukan main Ratu kidul setelah mengetahui
bahwa yang bertapa adalah seorang yang sangat tampan,rupawan dan gagah perkasa
hingga ia terpesona. Dalam hatinya dia berucap sungguh tampan sekali orang ini
sayang jika harus kubinasakan tanpa tahu lebih dulu apa maksud dari yang dia
lakukan. Lantas kemudian terjadi dialog yang singkat ceritanya maksud daripada
Panembahan Senopati bertapa ngeli ini adalah untuk memohon anugerah Tuhan agar
dia kelak bisa menjadi Raja yang Agung yang bisa mengayomi rakyatnya. Mendengar
penuturan sang Panembahan Senopati tentang keinginanya yang luhur itu maka luluhlah
kemarahan Ratu kidul.Bahkan kemudian Ratu Kidul yang terpesona oleh ketampanan
dan keluhuran budinya bersedia membantu terwujudnya cita-cita Panembahan
Senopati dengan syarat asalakan Panembahan Senopati dan raja-raja jawa
keturunannya bersedia menjadi suami Ratu kidul. Panembahan Senopati menyetujui
syarat yang diajukan oleh Ratu kidul asalkan dari pernikahanya tidak
menghasilkan anak.Setelah tercapai kesepakatan akhirnya alam menjadi tenang
kembali. Dalam beberapa sastra jawa yang disuguhkan dalam bentuk tembang-tembang
oleh para pujangga , cerita ini disuguhkan dengan pemanis tentang bagaimana
mereka berdua seolah memadu kasih sebagaimana sepasang pengantin baru yang
sedang dimabuk asmara.Ehm..
Sumber cerita diambilk dari http//www.antarpelajar.blogspot.com.
tulisan yang sama juga pernah penulis baca di blog yang lain.
Tulisan yang penulis sajikan ini telah diedit ulang sesuai
kepentingan penulis tanpa merubah alur cerita dalam naskah aslinya.
SUDUT PANDANGKU
Dari mitos atau legenda tentang Ratu Kidul dari dua versi
yang terbagi dalam tiga pokok cerita diatas dapat kita petik suatu pelajaran
berharga dari sudut pandang filsafat.
Dari cerita tentang
Ratu Kidul versi Sunda.
Awal kutipan……Dia
adalahseorang putri raja Pajajaran
……..mari kita menilik pada awal maksud Allahswt menciptakan manusia. Ketika Nabiullah Adam as
diciptakan maka seluruh malaikat dan Jin diperintahkan olehNya untuk bersujud
pada Adam, dalam keterangan lain Manusia diturunkan kemuka bumi untuk menjadi
khalifah. Kita adalah kerturunan Adam,yang demikian tentunya kita adalah
keturuan Raja, penggambaran mengapa disini putri bukan putra raja Pajajaran,
karena menjadi sifat dasar manusia bila belum menempuh perjalanan pemahaman dan mencapai kesadaran
total untuk pasrah pada Kodrat Illahi masih memiliki sifat-sifat yang dapat di
gambarkan sebagai sifat wanita seperti lemah,takut, ragu-ragu,cendung bengkok
dan mudah putus asa. Dalam tulisan ini saya tidak bermaksud mendiskreditkan
kaum hawa yang di alam modern ini wanita sedang gencar-gencarnya mengekploitasi
potensi,kemampuan dan kemandirianya dibawah panji-panji emansipasi. Namun
penulis hanya bermaksud untuk lebih mudah mengupas cerita diatas dari sudut
pandang penulis dalam persepetif filsafat. ………….. Awal kutipan……seorang putri raja pajajaran yang buruk rupa
dan mengidap penyakit kulit bersisik
sehingga seluruh tubuhnya jelek tidak terawat…….Mari kita lihat diri kita,
adakah diri kita ini bersih suci? Bukankah kita ini tanpa kita sadari telah
mengidap penyakit hati? dari hari kehari selalu mengotori lidah kita dengan
sumpah serapah? Memenuhi perut kita dengan barang haram? Menghiasi mata kita
dengan pandangan maksiat? Bukankah telinga kita lebih suka mendengar
desah-desah maksiat daripada mendengar fatwa seorang ulama? Kita harus sadar
bahwa hidup kita selalu bergelimang dosa dan tanpa mengenal lelah kita setiap
waktu selalu disibukan untuk memenuhi pundi-pundi dosa…….Awal kutipan…..Akhirnya dia diusir dari
istana…..Sebersit kesadaran bahwa hidup kita penuh dengan dosa membuat kita
merasa asing dari kehidupan kita sendiri, kita terusir dari dari wilayah
ketentraman batin……. Awal kutipan….Karena
perasaan sedih dan kecewa, sang putri
akhirnya berniat bunuh diri dengan mnyeburkan diri di laut selatan……..Niat
bunuh diri disini tidak penulis pandang secara harfiah sebagai tindakan putus
asa kemudian menempuh jalan sesat yang dilarang oleh agama, tetapi untuk menyeburkan
diri dilautan atau samodra keagungan Illahi memang diperlukan kebulatan tekad
atau sikap berani mati apapun dasar alasanya agar kita dapat total pasrah tanpa
memikirkan lagi urusan fisik keduniawian (baca= untuk mati=meninggal
dunia=meninggalkan dunia=meninggalkan keduniawian)untuk dapat melebur dalam
samodra keagunganNya.Sebagaimana digambarkan dalam cerita pewayangan bagaimana
Bratasena dengan tekad bulat menyeburkan diri kedalam samodra atas petunjuk
guru Druna kemudian mengalahkan seluruh godaan dan cobaan yang berwujud apa
saja hingga akhirnya bertemu guru sejati yakni dewa Ruci yang kemudian
memberikan petunjuk untuk menggapai anugrah Tuhan berupa hikmah atau pemahaman
akan esensi hidup sejati yang digambarkan sebagai banyu Tirtaperwitasari atau
air kehidupan.Tentu bila kita kaji dengan hati yang tulus dan senatiasa memohon
hidayah Allah swt dan dengan tekad yang bulat untuk menjalankan rambu-rambuNya
dan istiqomah dalam beramar makruf nahi munkar didalam mengarungi samudra
kehidupan ini banyak hikmah yang bisa kita petik sebagai pembelajaran selama
kita bisa mengalahkan keangkuhan dan keserakahan nafsu kita sendiri……… Awal
kutipan……tiba-tiba muncul seorang putri
yang sangat cantik jelita……Setelah kita mampu melepaskan diri kita dari
belenggu dosa dengan senantiasa beristighfar dengan hati dan segenap jiwa, pasrah
total dalam kuasaNya,istiqomah dalam berharap akan hidayah dan inayahNya, bertekad
bulat untuk didalam mengimplementasikan makna taubatannasuha berarti kita telah
larut dalam samodra keagungan Illahi, senantiasa akan kita hiasi dan percantik
kehidupan kita dengan amalan-amalan shaleh……….Awal kutipan…..dan telah menjadi Ratu makhluk halus dan
menguasai seluruh Laut Selatan……Menjadi Ratu makhluk halus dapat kita
maknai meRATUi (baca= Merajai=Menguasai=Mengatur=Mengendalikan) makhluk halus
(baca=Barang halus=Sesuatu yang tidak tampak oleh mata) makhluk(baca=Wujud=ada)
yang meskipun ada,tetapi karena bersifat halus maka tidak tampak oleh mata
(baca= sesuatu yang ghaib=sesuatu yang ginaib=sesuatu yang hanya bisa kita
lihat dengan mata batin atau ainun qolbi). Manusia hidup didunia ini terdiri
atas unsur lahir yang tampak oleh mata dan unsur batin. Kita harus mampu
menyelaraskan antara dua unsur kehidupan ini, yakni antara memelihara dan
menmfungsikan jasad lahir kita dan juga memelihara dan memfungsikan batin
kita.Dalam khazanah batin sering kita kenal istilah nafsu.Maka bila kita dapat
mengendalikan nafsu kita yang empat perkara berarti kita telah meRATUi atau
meRAJAi kehidupan kita ditengah-tengah kita mengarungi laut atau samodra
kehidupan.. Wallahualam..
Dari cerita tentang
Ratu Kidul versi jawa tengah dan jawa timur pada bagian cerita kedua.
Awal kutipan……..Raden
Panji Sekar Taji pergi meninggalakan kerajaan untuk mencari daerah kekuasaan
baru…..Adalah memberikan suri tauladan yang amat luhur agar sikap kita
untuk mencapai sesuatu yang kita cita-citakan kita lebih mengandalkan kepada
sikap dan mental kemandirian serta usaha kita pribadi tidak mendandalkan
warisan orang tua atau karena jerih payah orang lain.Intinya sikap dan
perbuatan Raden Panji Sekar Taji memberikan contoh kepada kita untuk senantiasa
memupuk rasa dan sikap mandiri didalam upaya kita untuk menggapai yang kita
inginkan…..awal kutipan…..Alkisah didalam
membabat hutan akhirnya pohon itupun ditebang…..Makna yang terkandung
didalamnya bahwa dalam mengerjakan sesuatu harus tuntas, tidak hanya dipilih
yang mudah-mudah dan yang enak-enak saja. Sebagaimana digambarkan pohon
beringin putih yang lebat daunya dan penuh dengan akar-akar sulur yang
menyentuh tanah adalah tidak mudah menebangnya, diperlukan kerja keras dan
semangat serta etos kerja yang handal untuk dapat merobohkanya…….awal
kutipan…..senanglah hati Prabu Banjaran
Seta karena dapat menyempurnakanya…… Dibalik sebuah kerja keras yang kita
kerjakan dengan tuntas sudah barang tentu terdapat hikmah yang menghadirkan
kemanfaatan bagi diri kita maupun bagi orang lain…..awal kutipan…. sinar
putih masuk masuk ketubuh….menambah kesaktianya….Raden Panji Sekar Taji
menikahi Retnaning Dyah Angin-angin dan dinobatkan menjadi raja……
Bila kita lakukan sebuah pekerjaan dengan sungguh-sungguh
tidaklah mustahil akan tercapai sesuatu yang kita inginkan bahkan kadang-kadang
hasilnya melebihi dari apa yang kita inginkan, dan bukankah bila kita melakukan
suatu kebaikan maka Allah akan membalasnya dengan berlipat ganda?........awal
kutipan…..lahirlah seorang anak putri
yang cantik rupawan………Episode kehidupan ini tidaklah terputus melainkan
selalu berkesinambungan berkaitan antara satu dengan lainya. Sebuah cita-cita
luhur atau niat baik, dilaksanakan dengan penuh semangat, kerja keras dengan
cara-cara yang benar pada akhirnya akan memperoleh hasil yang baik juga……..
awal kutipan…… diberi nama Ratu Hayu…oleh
Eyangnya yang sakti mandraguna diberi nama Ratu Pagedongan dengan harapan…..menjadi
wanita tercantik sejagadraya…..Didalam mengerjakan sesuatu tentu harus
dimulai dengan nawaitu yang baik, itikad yang baik dan penuh pengharapan dengan
sungguh-sungguh memohon kepada Allah swt dilandasi sikap yang selalu
berprasangka baik (baca=khusnudzon), bahwa Allah swt pasti akan mengabulkan doa
kita. Dan kita harus sakti mandra guna seperti Eyang Sindhula yang artinya kita
harus mampu(baca=sakti mandraguna) memanjatkan do’a dengan khusu, tidak memohon
kepada selain Dia dengan mematuhi adab didalam berdo’a agar do’a kita mampu
menjangkau kekuasaan Illahi…….awal kutipan……….. …..meminta….agar kecantikanya abadi….. Adalah sesuatu yang lumprah
bila kita memiliki sesuatu yang kita sayangi dan kita banggakan ingin kita
miliki selamanya. Bukankah dalam kehidupan kita sehari-hari dapat kita jumpai
contoh itu? Setiap orang bekerja keras untuk bias hidup layak bahkan kaya, adakah
mereka berkerja keras agar dia hidup lebih miskin? Adakah mereka yang sudah
hidup layak atau kaya berbondong-bondong unjuk rasa dan berjamaah mohon kepada
Allah agar mereka kembali hidup miskin?
Begitupun dalam kehidupan batiniah kita, setelah pencapaian kita pada IMAN yang
baik menjadi umat ISLAM yang baik apalagi sampai pada menjadi IKHSAN yang baik
haruslah kita pertahankan agar langgeng dalam kehidupan kita. Mempertahankan
sesuatu itu lebih berat dari pada ketika berusaha menggapainya. Oleh karena itu
kita harus senantiasa memohon kepada Allah swt dengan sungguh-sungguh agar
ditetapkan iman dan Islam kita untuk mencapai yigkatan ikhsan. Bila dalam suatu
perkara kita membutuhkan batuan orang lain maka berwasilahlah pada orang-orang
yang shaleh agar kita terhindar dari perbuatan syirik….Wallahualam…..
Dari cerita tentang
Ratu Kidul versi Jawa Tengah pada bagian cerita ketiga
Awal kutipan……Atas
petunjuk….beliau….tapa Ngeli….disungai……. Bagi Panembahan Senopati
melakukan sesuatu tentu tidak hanya sekedar mengikuti keinginan hati
semata,melainkan yang beliau lakukan adalah atas dasar petunjuk Allah, meskipun
dalam cerita diatas tidak disebutkan tentang siapa yang memberi petunjuk agar
beliau melakukan sebuah ritul tapa ngeli. Tentu kita sepakat bahwa petunjuk itu
berasal dari Allah swt karena beliau adalah sosok seorang muslim yang taat.
Tentu ini memberikan pelajaran kepada kita agar didalam kita memutuskan untuk
melakukan sesuatu terlebih dulu kita senantiasa memohon petunjuk kepada Allah
baik itu dengan banyak-banyak bedzikir maupun dengan mendirikan shalat
istikharah agar apa yang kita lakukan benar-benar merupakan petunjuk Illahi
bukan sekedar karena mengikuti keinginan hati semata, walaupun apa yang akan
kita lakukan tersebut baik menurut kita. Karena yang baik menurut kita belum
tentu baik menurut Tuhan.Apalagi yang akan kita lakukan tersebut sesuatu yang
berhubungan dengan kepentingan orang banyak. Tentang tapa ngeli, melakukan
sebuah ritual didalam air tentu sudah banyak kita dengar dengan berbagai macam
tatacaranya, ada yang berendam,ada yang ngeli / menghanyutkan diri disungai
dengan tidur diatas rakit, ada yang berendam ditempuran atau pertemuan dua
sungai dan lain sebagainya, ada juga pernah penulis temui sebuah ritual para
pelaku spiritual berendam didalam bak mandi karena jauh dari sungai atau laut,disini
penulis tidak akan membahas tentang itu tetapi penulis mencoba mengambil
pelajaran dari cerita tentang tapa ngeli ini dari sudut pandang filsafat
sebagai hasil dari sebuah renungan. Tapa Ngeli, penulis tafsirkan sebagai
hanyut dan menghanyutkan diri pada arus dan aliran Kekuasaan kodrat Allah swt. Bukankah
sungai-sungai itu adalah ciptaan Allah? Bukankah yang menciptakan air yang
mengalir di sungai-sungai kemudian mengatur dan memelihara aliran airnya adalah
Allah?.Didasari pada pemahaman bahwa semua yang terjadi didunia ini adalah
kehendak dan atas izin dari Allah swt, baik yang terjadi itu sesuatu yang kita
sukai maupun sesuatu yang tidak kita sukai. Maka dalam tapa ngeli tidaklah
benar lantas kita mengambil sikap pasrah yang pasif membiarkan diri kita
terbawa arus air sungai yang mungkin saja bisa menghempaskan kita dengan
arusnya ke bebatuan yang ada disungai itu tanpa kita berbuat sesuatu untuk bertahan
dalam tujuan agar kita selamat sampai ditempat yang kita tuju. ……Awal kutipan
…..Sampailah tapangelinya….dipertemuan
dua sungai atau tempuran….
Bertahan menghanyutkan diri dalam pertemuan dua sungai secara fisik dapat kita bayangkan bagaimana
deras arusnya bukanlah pekerjaan yang mudah, sebagai mana kita harus dapat
menyelaraskan atas mengalirnya kehendak/kemauan/keinginan kita dengan
mengalirnya kehendak/Allah swt tidaklah mudah.Apa yang kita inginkan belum
tentu sesuai dengan keinginan Allah swt, Apa yang menurut kita benar belum
tentu benar menurut Allah swt.Tak jarang dalam kehidupan, kita sering salah
dalam menafsirkan ketetapan Allah swt hanya karena tidak sesuai dengan
keinginan kita. Satu contoh pada saat istri kita hamil kita bersungguh-sungguh
berdo’a agar kita diberikan anak laki-laki, Namun Allah swt memberi kita anak
perempuan, tentu yang Allah swt tetapkan adalah yang terbaik untuk kita.Tentu dimulut
kita tetap terucap rasa syukur, walaupun anak kita lahir perempuan tetapi bayi
dan ibunya diberikan keselamatan, Namun nun jauh dilubuk hati kita yang paling
dalam benarkah hati kita Ridha akan ketetapan Allah ataukah kita hanya sebatas
rela (dimulut belaka? ) Bukankah kalau kita jujur situasi ini
melahirkan kontradiksi dalam batin kita? Sehinggga jiwa kita bergolak
sebagaimana bergolaknya arus ditempuran dua buah sungai?…..Awal kutipan….Hampir mendekati pantai Parang kusumo………Tempuran
atau pertemuan dua sungai itu telah mendekati Pantai Parang Kusumo yang berarti
telah mendekati bibir atau pintu gerbang menuju Samudra.Bila kita dapat
menyelaraskan pergolakan hati yang timbul akibat dari bertemunya dua
kepentingan yakni kepentingan kita dan kepentingan sesuai yang dikehendaki
Allah swt dan kemudian kita sadari bahwa kepentingan Allah adalah yang harus
diutamakan karena Dia Maha Mengetahui dan Maha Berkehendak, maka sesungguhnya
kita telah mendekati Samudra Keagungan dan Rahmat Illahi sebagai muarannya. Bukankah semua aliran sungai yang penuh dengan
riaknya pada akhirnya akan bermuara ke laut/samodra? ……..Awal kutipan……. Talakbratanya menimbulkan GORO-GORO dilaut
kidul………
Tidak terpenuhinya kebutuhan lahir sangat mempengruhi suasana
batin. Pada situasi yang demikian akan menghadirkan suasana yang kontradiktif
seperti timbulnya rasa gelisah,sedih, marah. Malas,putus asa dll..contohnya
orang yang lapar menjadi cepat marah,orang yang sakit menjadi mudah
merintih.tentu beda halnya dengan orang yang lapar karena disengaja, puasa
misalnya, rasa laparnya justru akan membuat kesadaran jiwanya menjadi menjadi
penuntun semakin tebalnya keimanan. …….Awal kutipan……Ratu kidul bertemu Panembahan Senopati……Untuk dapat memasuki atau menyeburkan
diri dalam samudra kegungan Illahi perlu adanya keseimbangan lahir dan batin. Dimana
dalam cerita ini Panembahan Senopati mewakili simbul unsur lahir sedangkan Ratu
Kidul mewakili simbul unsur batin yang ghaib. Untuk dapat menyatukan keduanya
tidaklah mudah, sering terjadi tarik menarik dan tolak menolak terhadap
kepentingannya masing-masing
Salah satu contoh dalam kehidupan kita sehari-hari adalah
saat kita melakukan shalat, ketika kedua tangan kita terangkat untuk bertakbiratul
ikhram, mulut kita mengucap Allahuakbar, idealnya fikiran kita tidak lagi
mengingat hal-hal lain sehingga kita dapat berkonsentrasi dan shalat yang kita
dirikan menjadi khusu’ bertemu atau bersatunya antara gerak raga dan geraknya
jiwa dapat menimbulkan suatu keyakinan
bahwa seolah- olah yang kita sembah muncul dihadapan kita dan akan kita rasakan
kenikmatanya saat kita serasa bertemu Tuhan.
Dalam khazanah lelaku spiritual perlu adanya latihan-latihan
atau riyadloh dengan benar dan berulang-ulang, contohnya pada perguruan tenaga dalam sering
kita jumpai tehnik latihan yang menggabungkan olah raga(baca=jurus),olah nafas
dan dzikir ,sehingga pada akhirnya kita mampu menyatukan gerak raga dan gerak
jiwa seiring sejalan dan selaras sehingga terbukalah qolbu kita untuk menerima
signal-signal keagunganNya yang pada akhirnya membuat kita larut dalam keagungan
dan kenikmatan rahmatNya.
…..Awal kutipan…..Ratu
kidul….. Tampan,rupawan dan gagah perkasa……ia terpesona…… Tampan dan
rupawanya Panembahan Senopati yang membuat Ratu kidul terpesona tentulah bukan
ketampanan fisik semata, tampan rupawan seseorang dimata yang ghaib merupakan
barometer kwalitas keimanan seseorang yang diwujudkan dalam
peribadatanya.Sedangkan gagah perkasanya panembahan senopati melambangkan
kesungguhan dari tekadnya dalam melakukan suatu pekerjaan yang telah
diyakininya benar dan merupakan petunjuk Tuhan. ……..Awal kutipan……. Panembahan Senopati dan keturunanya ….menjadi
suami Ratu Kidul…….Adalah jasad kita yang menjadi tempat bersemayamnya akal
budi haruslah menjadi factor dominan atau suami yang dapat mengendalikan jiwa
yang menjadi tempat bersemayamnya nafsu sehingga setiap produk nafsu kita
haruslah berlandaskan kebenaran yang diolah oleh akalbudi dan dalam koridor yang
diatur oleh nalar dalam persepektif syar,i. bukan saja untuk saat ini tetapi
sampai masa-masa yang akan datang dan seterusnya…..awal kutipan…..Akhirnya alam tenang kembali….
Tenangnya alam dalam jagat alit atau mikrokosmos adalah
tenang dan damainya kehidupan kita yang berarti kebahagian hidup kita yang
hakiki sebagai hasil penyelarasan dan penyatuan geraknya raga dan geraknya jiwa
untuk mereguk kenikmatan yang ada dalam Lautan keagungan samudra rahmatNya.
Wallahualam…
Akhir tulisan
Penulis sangat memahami dan
menghormati bahwa di kalangan masyarakat terdapat
Berbagai pemahaman tentang Ratu
Kidul, tentu dengan berbagai sudut pandang yang berbeda baik dalam dimensi
kebatinan, kultur, filsafat bahkan dalam sudut pandang politik.Bahkan dalam
khazanah pencarian harta AMANAH sering penulis baca dalam berbagai literature maupun
dari hasil silaturahmi dengan para tokoh sepuh sering dihubungkan dengan
keberadaan tokoh Kanjeng Ratu Kidul dan untuk didaerah jawa barat lebih sering
disebut Bunda Ratu. Sehingga tulisan ini penulis sajikan tidak dimaksudkan
untuk membantah dan mendebat pendapat yang lain, tetapi lebih pada tujuan agar
kita dapat memetik pelajaran dari cerita tentang Ratu Kidul dalam persepektif
fisafat sebagai hasil renungan penulis.
Akhirnya semoga tulisan ini
memberikan manfaat bagi kita semua dan senantiasa teguh dalam pengharapan akan
hidayah dan inayahNya. Wassalam.
ah lg2 ada yg bil dia baik tp setahuku dia ratu penipu
BalasHapusraimu ae tukang ngapusi ok
Hapus